Selasa, 24 Juli 2018

Loyalitas Dan Profesionalisme Serikat Pekerja Container Pelabuhan Tanjung Priok

Outsourching sejak dahulu sudah mendarah daging bagi Indonesia. Tidak tanggung-tanggung banyaknya outsourching kata halusnya "Pekerja Bantu" dalam sebuah perusahaan maupun instansi yang memiliki jobdesk yang sama dengan pekerja inti atau tetap.


Sama halnya yang terjadi pada Serikat Pekerja Container (STC) dan Operator RTGC (Rubber Tyred Gantry Crane) di Tanjung Priok. Mengingat dari awal tahun bulan Januari, pekerja ousourching berjumlah 400 kini hanya tersisa sekitar 253 pekerja. Dimana kondisi pekerja tersebut ada yang mengalami PHK masal, ada yang resign pindah kepada vendor lain dan ada yang masih bertahan dengan harapan persamaan status seutuhnya.


Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok

Melalui status, jobdesk dan masa bakti pekerja
outsourching SPC PT Jakarta International Container Terminal (JICT) dengan perusahaan penyedia tenaga kerja alih daya PT Empco Trans Logistik. Pekerjaan yang menanggung resiko berat dengan taruhan nyawa pekerja SPC JICT meminta hak pengakuan sebagai pekerja inti atau core.


Mungkin ada beberapa hal yang membuat mereka semangat untuk memperjuangkan haknya. Selain memiliki skill yang terampil dan berpengalaman termasuk loyalitas adalah masa lama mengabdi hingga puluhan tahun termasuk grade profesional. Saya sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan merasakan betul posisi SPC dan RTGC demi masa hidupnya. 


Serikat Pekerja berkemah di Suku Dinas Ketenagakerjaan Jakarta Utara


Betapa mirisnya bukan, jika kita membayangkan masa depan keluarga dan anak-anaknya terhenti karena pemutusan hak kerja. Ketenaga kerjaan khususnya pekerja outsourching sudah diatur dalam UU No.13 Tahun 2003, pekerja perjanjian kerja waktu tertentu hanya boleh dikontrak selama 2 tahun. Jika dibandingkan dengan pekerjaannya statusnya tidak sesuai dengan UU tersebut.


Pelabuhan Tanjung Priok salah satu pelabuhan terbaik dalam hal perdagangan beda halnya dengan pelabuhan Singapura. Dimana semua hal keluar masuknya barang dilakukan langsung di pelabuhan Tanjung Priok tanpa ada stasiun perantara atau transit yang dapat meningkatkan pendapatan dan devisa negara.


Adapun kegiatan yang secara kontinue terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok adalah :
1. Ship Operation, yaitu kegiatan bongkar muat kontainer
1.1 Impors, yaitu bongkar kontainer dari kapal ke truk
1.2 Eksport, yaitu muat kontainer dari truk ke kapal


Peralatan kegiatan Ship Operations :
• Quay Crane, yakni jenis crane yang berfungsi untuk mengangkat kontainer dari kapal kemudian meletakannya di pinggiran dermaga.
• Mobile harbour crane, yaitu adalah alat berat yang berbentuk fleksibel dapat mengubah ujung alatnya sehingga bisa ditempatkan di mana saja. Biasanya, alat ini digunakan untuk mengangkut benda-benda ringan yang di bawah 100 ton mulai dari kontainer atau bahan-bahan curah.
• Lufting crane, Merupakan jenis lain dari alat bongkar muat di pelabuhan. berbentuk seperti crane kapal, namun terletak di dermaga. Beberapa menggunakan rel atau roda sebagai sarana untuk berpindah tempatnya. Alat ini dapat digunakan untuk berbagai jenis cargo, seperti container, bag carge, maupun curah kering (dengan penambahan alat tertentu).
• Jib crane


Aktifitas Pelabuhan Tanjung Priok


2. Quay transfer operations, yaitu kegiatan transfer peti kemas)
2.1 Impor, memindahkan kontainer dari dermaga ke kontainer yard
2.2 Ekspor, memindahkan kontainer dari kontainer yard ke dermaga


Peralatan kegiatan Quay Transfer :
• Straddle carrier, alat ini lebih mirip dengan RTGC hanya yang membedakan ukurannya lebih kecil dan bisa bergerak kemana saja dibandingkan dengan RTGC yang geraknya hanya maju dan mundur.
• Automated guide vehicles (AGV)
• Internal truck


3. Container Yard Operations :
3.1 Lift off impor, yaitu memindahkan kontainer dari truk ke kontainer yard
3.2 Lift on ekspor, yaitu memindahkan kontainer dari kontainer yard ke truk
3.3 In stack movement, yaitu perpindahan kontainer di dalam blok-blok kontainer yard

Peralatan kegiatan CY Operations :
• RGMC, yaitu Rail Mounted Gantry Crane (RMGC), alat ini hampir mirip dengan RTGC namun yang membedakan hanya di alat penggeraknya yang menggunakan rel , sedangkan RTGC menggunakan ban
• Super Stacker (JICT)
• RTGC (JICT), yaitu Rubber Tyred Gantry Crane (RTGC), alat yang khusus digunakan di Container Yard, yang fungsinya bongkar muat dari truck ke container yard atau sebaliknya.
• Slide loader (JICT), yaitu alat yang memindahkan kontainer dari samping.
• Forklift (JICT), yaitu alat untuk mengangkat kargo ke atas truk atau menumpuknya di pinggir pelabuhan.

4. Recceive/Delivery Operations, yaitu kegiatan ekspor/impor di Gate
4.1 Receipt/ekspor, yaitu proses kontainer export di gatehouse
4.2 Delivery/import, yaitu Proses kontainer impor di gatehouse

Fasilitas Receipt/Delivery Operations :
• Kontainer truk
• Kontainer train
• Gate house (JICT)


Loyalitas dari segi jam kerja, lamanya mengabdi, keahlian khusus di bidangnya dan membutuhkan konsentrasi tinggi para pekerja sekuat tenaga bongkar muat konsistensi setiap hari menguji profesionalisme. Setiap kali mengancam nyawa para pekerja berhadapan dengan mesin dan alat berat. Pekerjaan yang selalu dihadapi dalam kondisi dan situasi apapun karena bergantung pada kecepatan dan ketepatan waktu menentukan biaya dan produktifitas perusahaan.


Melalui pemaparan SPC, pada tanggal 19 Juli 2018 lalu telah dilaksanakan pertemuan koordinasi teknik lapangan untuk pengawasan oleh Suku Dinas Tenaga Kerja Jakarta Utara, Otoritas pelabuhan, SPC, dan SPJAI ke Terminal Operasional JICT di Tanjung Priok. Adapun kegiatan tersebut peserta peninjau dan pengawasan langsung ke pelabuhan membahas soal alur kerja kapal, job description pekerja dan bagaimana alur kerja core bussines sebagai inti permasalahan antara SPC JICT dan manajemen JICT. Disnaker Jakut sebagai pihak penengah akan menjembatani agar masalah antara serikat pekerja dan manajemen dapat menemukan solusi terbaik.


Dilakukan peninjauan oleh pengawas terhadap cara kerja kapal Pelabuhan Tanjung Priok


Namun akan diadakan kembali rapat untuk memberikan hasil peninjauan, pengawasan dan keputusan Serikat Pekerja, Kemenaker, JICT pada tanggal 30 Juli 2018 mendatang. Besar harapan pekerja outsourching dan operator RTGC menerima haknya yakni kembali dipekerjakan dan diangkat menjadi pegawai tetap.


Hal ini dapat mengurangi angka pengangguran di negara kita tercinta. Mudah-mudahan dengan peninjauan ini aksi mogok pekerja dari bulan Januari hingga sekarang membuahkan hasil terbaik bagi kedua belah pihak.


Penulis mengambil foto sekitar Pelabuhan Tanjung Priok

17 komentar:

Nisa Mama KeySyaFarlo mengatakan...

aamiin,,, semoga ada jalan terbaik ya buat yang mogok kerja. Bisa diangkat juga jadi pegawai tetap.

Unknown mengatakan...

Sebenarnya tidak hanya di JICT...JICT mungkin salah satu contohnya mbak...diluar sana banyak perusahaan yang mempekerjakan tenaga Outsourcing tapi untuk mengerjakan pekerjaan inti...dan ini terjadi di banyak perusahaan, mungkin sesekali dari disnaker sering melakukan visit atau kunjungan ke perusahaan yang terdaftar untuk mengawasi outsourcing apakah sesuai atau tidak.

Emma Malika mengatakan...

Aku tuh kalau lewat tanjung priok itu suka kagum sama supir container, gag nyangka kalau masalahnya complicated banget ya. Semoga terselesaikan dengan baik.

Natra rahmani salim mengatakan...

Outsourcing memang momok ya kak. Padahal kualitas mereka juga tidak bisa disepelekan dan seringnya pekerjaan mereka malah lebih berbahaya.

adeuny mengatakan...

aamiin.. semoga membuahkan hasil yang terbaik untuk semuanya ya mbak.. memang kadang ada sisi 1 baik tapi di sisi lainnya menyakitkan

Keke Naima mengatakan...

Semoga ada solusi terbaik untuk semua pihak, ya

Antin Aprianti mengatakan...

Baru tau di JICT masih banyak pegawai outsourcing.
Btw semua hal keluar masuknya barang dilakukan langsung di pelabuhan Tanjung Priok tanpa ada stasiun perantara atau transit yang dapat meningkatkan pendapatan dan devisa negara? itu maksudnya gimana ya mbak? Soalnya setau saya untuk impor atau ekspor dari atau ke negara tertentu masih harus transit, tidak bisa langsung dari Tanjung Priok.

Ade UFi mengatakan...

Dilema pegawai outsourcing gitu ya.. mgkn krn perusahaan dah bayar mahal bertindak semuanya ya. Mempekerjakan ke tugas inti pegawai disana.duuh..kasihan

Ajenghimme mengatakan...

Pekerjaan dengan resiko besar. Seandainya bisa memilih saya yakin mereka pun tidak mau menjadi pekerja outsource. Semoga apa yang diharapkan para pekerja bisa diloloskan ya.

Fenni Bungsu mengatakan...

Aamiin, semoga ada jalan keluar yang baik, yang bisa menguntungkan semua pihak, nggak berat sebelah.

Dwi Arumantikawati mengatakan...

Dulu saya sering bolak balik ke priok udah kerasa hawa kehidupan di sana keras banget penuh perjuangan. Semoga segera ada solusi terbaik untuk semuanya ya mba.

Ika Maya Susanti mengatakan...

Outsourcing, saya ngerti gimana nggak enaknya nasib mereka pas hidup di Batam sekitar tahun 2004-2008. Makin ngeh pas diceritain Bu Khofifah tentang gimana ruginya mereka yang di posisi itu.

Leyla Hana mengatakan...

Kasian ya pekerja outsourcing gak dapat tunjangan2.

Anisa Deasty Malela mengatakan...

Miris mendengar hal ini, semoga tidak ada lagi pekerja outsourcing yang tidak diperlakukan secara adil. Semoga bisa mendapatkan hak seperti karyawan, atau menjadi karyawan tetap.

elsalova mengatakan...

kayaknya ini dilema banyak perusahaan ya mbaa. tp sebenernya kondisi ini juga yg jadi melahirkan banyak perusahaam baru. soalnya yang berbobot mah, ketika sudah banyak ilmunya kabur dan memilih sesuatu yg lbh baik. twrmasuk mencoba membuat usha swndiri.

Nurul Dwi Larasati mengatakan...

Pelabuhannya bagus juga Tanjung Priok. Ternyata masih banyak yang bertahan pekerja outsourcing disana.

Elva susanti mengatakan...

Moga ada jalan keluar terbaik ya mbak, salut sama pekerjanya dan saya berharap juga gajinya dinaikkan dan diperlakukan dgn baik

Foodcraft Multigrain Premix Powder Sereal Nutrisi Penuh Pengganti Sarapan Untuk Hidup Lebih Sehat

Memiliki tubuh yang sehat terhindar dari berbagai macam penyakit adalah impian semua orang. Sehat dengan lingkungan bersih serta sehat denga...