Percakapan antara wanita dan laki-laki di dalam commuter line yang tidak saling mengenal saat pulang kerja dalam kondisi kehujanan.
A : Hujan tiba-tiba deras banget ya Mba
B : Hooh Pak. Untung cepat ojeknya nyampe stasiun. Kalau telat dikit basah kuyub.
A : Basah kuyub ketinggalan kereta, bakalan lama nunggu keretanya ya Mba.
B : Iya Pak, lumayanlah apalagi sampai ke bekasi bisa malam banget.
A : Ohhh tinggal dibekasi ya Mba, dimana di bekasi?
B : Iya Pak. Dekat summarecon Pak.
A : Kerja dimana Mba?
B : kerja di jakarta pusat tepatnya di harmoni.
A : Ohhh, Bagian apa Mba perusahaannya?
B : Dalam hati kok nanya melulu ya kayak diinterogasi kepo lagi. Saya bagian IT Pak di perusahaan IT.
A : Wow, IT??? Keren banget dong Mba, pintar proggramming dong Mba.
B : hehehehehe... Iya Pak makanan sehari-hari 8 sampai 10 jam sehari, biasa aja kok Pak.
A : Kalau wanita sebagai programming salut saya Mba.
B : Ya begitulah Pak...
~
~
~
~
~
~
Begitulah percakapan saya dengan seorang penumpang dalam commuter line sampai ngalor ngidul nama perusahaannya apa, bergerak dalam bidang apa saja, sudah nikah, punya anak berapa dan lain-lain sampai tidak terasa sudah sampai stasiun Bekasi.
Programming???
Hooh... Betul sekali...
Setiap bertemu dengan orang dan menanyakan pekerjaan saya apa pasti kaget kalau jawab programming. Ya, Betul sekali saya seorang wanita background pendidikan Teknologi Informatika fokus programming dan DBA sudah 7 tahun bekerja sebagai IT. Tetapi sebagai IT itu tidak enak, capek, tekanan batinnya banyak dan agak kaku. Sedikit tentang kenapa saya memilih jurusan Teknik Informatika. Saya kuliah di IT Telkom Bandung, pertama sekali saya tahu lulus ujian jurusan Teknik Informatika keluarga heboh dan bahagia. Tetapi saya berasa sedih karena harus meninggalkan mereka merantau ke Bandung.
Memang benar kuliah di jurusan Teknik Informatika itu ngeri-ngeri sedap. Semua serba terkoordinir dan tidak ada cerita cengeng, tidak ngerjain tugas pendahuluan dan sistem mengulang nilai jelek kalau tidak dapat approved dari ketua jurusan. Saya dulu kuliah tinggal di asrama, tidak ada kata cerita tidur cepat dan nyantai. Setiap jadwal kuliah selalu begadang karena tugas tidak pernah absen dan harus dikerjakan supaya bisa masuk kelas dan dapat nilai tambahan kalau nilai UAS jelek. Susah, senang, sedih, stress dan badmood bercampur ketika banyak tugas individu dicampur dengan tugas kelompok. Tapi memang begitulah cara pembentukan mental seorang IT harus keras dan pantang menyerah.
Ternyata sangat banyak nilai plus (+) yang saya dapat selama kuliah, karena secara langsung saya hadapi di dunia kerja. Kesalahan yang dilakuan sendiri harus ditanggung sendiri meskipun memiliki team working. Tidak ada istilah lari dari tanggung jawab, tidak mampu menyelesaikan, tidak bisa memperbaiki dan belum pernah belajar ini itu dan lain-lain, karena seorang IT harus mampu menciptakan sendiri tanpa harus dibimbing. Oleh sebab itu semenjak saya sudah mengecap ngeri sedapnya IT, ke tiga adik saya tidak pernah dan tidak saya perbolehkan untuk mengambil jurusan IT. Karena saya sudah merasakan ngeri sedapnya dari kuliah sampai saat ini di dunia kerja.
Pengalaman adalah GURU yang baik. Selama bekerja di dunia IT saya pernah dihantui rasa bersalah selama satu minggu. Kejadian ini terjadi pada kantor saya sebelumnya. Waktu itu salah satu client saya mau tutup buku akhir tahun dimana semua accounting, trial balance, cash flow, aging detail & aging summary dan semua finance harus balance. Mungkin benar Tuhan memberikan batasan bagi umatnya bekerja sampai berapa jam menggunakan otak dan pikiran karena perlu istirahat juga. Saya sempat bingung dan sedikit stress kenapa semua document itu tidak balance. Saya cek satu per satu lihat history dan lognya per user yang melakukan booking, tenancy, accounting receipt, billing dan semua proses selelsai semuanya normal.
Singkat cerita, sudah seminggu sebelumnya saya memikirkan tentang closing ini tidak perlu menjabarkan coding database (SQL) bagaimana isinya. Malam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB saya belum beranjak pulang karena atasan saya titip pesan harus clear masalah ini malam ini juga. Sampai tidak nafsu makan, saya diskusi dengan team yang lain bagaimana win-win solution yang tepat. Database sudah di testing berapa kali di backup dan restore kembali sampai saya muak dan capek lihat coding di laptop. Terakhir teman saya berkata "Delete saja table accounting receipt tetapi buat dulu table temporarynya, kemudian insert dan lain-lain". Dalam keadaan malam sudah pukul 01.00 dini hari saya masih setia dikantor.
Tanpa pikir panjang saya pun melakukan, tetapi mengecewakan dan hasilnya semakin berantakan, untung saja sudah buat temporary backup database. Kemudian saya restore lagi testeng ulang, entah mengapa karena sudah capek, mentok dan perasaan sudah tidak nyaman jam 03.00 pagi saya salah menekan tombol block delete pada database dan terhapus sudah. Saya berteriak kaget dan teman lain pun kaget mendengar dikira saya kenapa-kenapa atau kesurupan. Ternyata saya salah melakukan delete pada database yang ada adalah DROP database. Sungguh mengerikan dan sedikit menangis karena besok sudah harus closing, jika belum balanced Accounting Receipt dan Finance tidak bisa closing yang ada outstanding. Malam itu sudah kebayang semua divisi development aka menyalahkan saya dan menganggap buruk penilaiannya terhadap saya.
Dengan suasana horor mencekam saya teringat masih ada temporary database, masih ada sedikit tenaga untuk restore cek dan ricek kembali datanya. Ternyata saya menemukan kejanggalan perbedaan konversi kurs dan perbedaan tanggal pembuatan billing. Saya langsung "Sikat Abis" istilah saya saat itu dan akhirnya semua Accounting dan Finance BALANCED pukul 04.30 pagi. Semua rasa capek dan ke khawatiran selama seminggu sebelumnya sudah terbayarkan dengan satu malam berhadapan masalah closing. Saya langsung remarks dalam hati dan pikiran saya tidak boleh menganggap mudah dalam menyelesaikan masalah tetapi kita harus bersusah payah dulu mencari cara dan solusi menyelesaikannya supaya teringat selalu dalam hati apa dan bagaimana endingnya.
Akhirnya saya pulang kerumah dengan penuh rasa bahagia accounting dan finance resmi ditutup closing balanced akhir tahun. Bagi saya tidak masalah pulang jam segitu bahkan sering menginap di kantor. Seakan-akan beban saya seberat satu ton meluruh dengan notifikasi program dan database "Success Closing this Year" menjadi kenyang walaupun tidak makan. Sebagai kesimpulan dari pengalaman ini adalah tidak ada yang mustahil jika kita berusaha karena Tuhan pasti memberikan kita akal, ilmu pekerti, skill dan kemampuan. Sampai saat ini di kantor yang sekarang setiap menemukan problem closing saya sudah tahu menganalisa, problemnya dimana dan solusi cara memperbaikinya. Nah, jika kita tekun dan sabar semua masalah bisa teratasi dengan baik dan teliti.
Terima Kasih,
Tika Samosir